Sebut saja Liliput. Kenapa begitu, entahlah. Nama itu seakan sudah tak terpisahkan dari hidup seorang gadis kecil yg kini tumbuh menjadi remaja dewasa dengan sejuta impiannya. Mimpi. Satu kata yg sampai saat ini masih ku genggam erat di tanganku. Satu kata penuh berjuta makna, kejutan dan juga keajaiban. Berawal dari mimpi, berlalu dengan perjuangan dan kerja keras, dan semoga berakhir dengan indah. Percaya pada diri sendiri, selalu menjadi diri sendiri, itu adalah kunci .

Kamis, 06 Maret 2014

Senandung di Ujung Gerimis




 Dear malam yang kian basah oleh gerimis,
Apa yang salah dengan kesendirianku?? Kenapa begitu banyak orang yang suka sekali menjodoh-jodohkan aku dengan teman-temannya?? Mengusik kesunyianku yang selama ini  baik-baik saja, menyenangkan-menyenangkan saja. Apa yang salah dengan pilihanku untuk tidak pacaran?? Kenapa mereka menganggap itu sebagai sesuatu yang aneh?? Lalu memangnya kenapa jika sampai saat ini aku belum memiliki kekasih hati?? Apa itu dosa?? Bukankah dalam islam pacaran itu dilarang?? Huufftt.
Dear malam yang semakin dingin membekukan tulang,
Aku hanya ingin memperbaiki diriku sebaik mungkin.  Karna aku percaya dengan firman-Nya, bahwa wanita-wanita baik adalah untuk laki-laki yang baik, begitu juga sebaliknya. Selalu begitu. Allah tidak pernah salah menuliskan takdirnya.
Tapi lantas bukan berarti tidak ada seseorang yang ku kagumi saat ini, wahai malam. Ahhh,, seharusnya sejak awal tak ku biarkan rasa ini tumbuh. Tapi betapa sulit membunuh tunas-tunas cinta yang terlanjur menguncup. Ya Rabb,, maafkan aku.

Oww iyaa,, hari ini aku melihatnya lagi. Wajah menentramkan itu, senyum menyejukkan itu. Aku melihatnya kembali. Tapi sungguh, bahkan bermimpi untuk dekat dengannya saja aku tidak berani. Apalagi berangan-angan menjadi bidadari yang akan halal di sentuhnya, di kecup keningnya.
Duhai malam, rasanya seperti berharap bisa menyentuh bulan sabit diatas langit. Mana mungkin aku mampu menggapainya. Dia begitu sempurna di mata para wanita. Di kalangan ahkwat pun, namanya selalu di dengungkan. Di puja-puja, meski aku tau dia tidak akan suka dengan semua itu.
Tania sahabatku pernah bilang,  bahwa Tuhan selalu punya jalan cerita yang menakjubkan. Karena itu maka bersabarlah, sebab aku akan menemukan keindahan jalan itu sendiri, nanti jika waktunya sudah tiba. Dan waktu itu adalah ketika dia dan walinya memintaku kepada orangtuaku. Tapi entah kapan. Mungkinkah akan menjadi nyata?? Atau selamanya hanya akan menjadi bunga-bunga mimpi?? Yang akan kejam memaksaku dengan tega membunuh rasa itu??
Ya Rabb, aku pasrahkan segalaku kepada-Mu. Rasa ini engkau yang berikan, maka jika memang bukan dia, ambilah kembali. Aku tak ingin memupuk dosa dengan terus membiarkannya ada di hatiku. Melambungkan angan-angan, harapan-harapan. Aku takut jika aku terjebak dalam hasutan hawa nafsu yang tidak Engkau ridhoi. Maka biarlah aku menjaga diriku dan hatiku hanya untuk meraih cinta-Mu. Jikalau nanti saatnya sudah tiba, aku yakin saat itu adalah seindah-indah waktu yang telah Engkau janjikan.
Dear malam yang terus beranjak dalam pelukan gerimis,
Kesendirianku saat ini sungguh tak membuatku merasa kesepian. Justru aku merasa nyaman berada di dalamnya. Karena aku bisa terus semakin dekat dengan-Nya. Semakin memperbaiki diri. Agar aku pantas di pandang untuk mendapatkan pendamping hidup yang memang layak. Aku ingin menjaga diriku agar Allah pun memberikanku seseorang yang juga menjaga dirinya. Masalah perasaan ini, aku akan berusaha untuk melupakannya. Biarlah ia indah jika memang tertakdir untuk indah kelak. Saat ini belum waktunya.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar